Drop Down MenusCSS Drop Down Menu

Saturday, February 6, 2016

Suka Duka Mahasiswa Keperawatan

Suka Duka Mahasiswa Keperawatan
Jurusan Keperawatan dinegara kita ini memang menjadi salah satu jurusan favorit bagi siswa-siswi yang baru lulus SMA. Alasannya beragam, dari mulai cita-cita dari kecil, iseng-iseng, sampai karena dipaksa orang tua.
Untuk menjadi perawat yang resmi pasti harus menempuh apa yang dinamakan kuliah, baik di institusi, politeknik ataupun universitas. Kalau bicara soal kuliah, tentu tidak lepas dari yang namanya mahasiswa. Mahasiswa memang tak selalu indah dan mudah. Setuju ngga?

Melalui kesempatan kali ini blog kesehatan kita akan berbagi suka duka mahasiswa keperawatan sebagai berikut;


1. Materi yang seabreg dan dalam waktu kuliah yang singkat

Kebanyakan ini dialami oleh jenjang pendidikan D3. Bayangkan saja, jadwal kuliah sama materinya tidak sinkron, contohnya pertemuan kuliah dijadwal 15 kali tatap muka tapi dikasih waktu cuma 12 minggu. Bayangkan saja bagaimana ruwetnya dan materinya harus selesai. Kalau ditanya materinya, sekali pertemuan bisa sampai 3 materi. Bayangkan pada saat UAS dengan materi sebanyak itu!

2. Tugas yang menumpuk

Mahasiswa keperawatan emang benar-benar dituntut multi talenta, bisa jadi artis, pelukis, bisa jadi speaking dan satu lagi bisa desain grafis. Hahaha.... Maksudnya seperti ini:
Artis: harus bisa berakting,, main role play, harus cantik dan ganteng, bahkan sampe penulis skenario. Hmhmhm... itu modal saat menghadapi pasien nantinya.
Pelukis: mahasiswa keperawatan diharuskan mampu menggambar anatomi makhluk hidup, jadi.... jangan heran kalau mahasiswa keperawatan punya pensil warna. hahaha...
Publik speaking: wah... ini harus, bekal ke masyarakat.
Desain grafis: harus bisa buat poster, leaflet, stiker dan lain-lain, Biar pas-pasan tapi harus bisa.
Setelah kemampuan-kemampuan yang harus dipunyai tersebut, mahasiswa keperawatan juga harus siap akan tugas makalah dan presentasi yang silih berganti, kalau cuma satu dua dosen yang beri tugas sih masih santai aja, tapi kalau semua dosen memberi tugas presentase, waduh, repotnya minta ampunnnn.

3. Duka Praktek Klini

Berikut ilustrasi mahasiswa keperawatan pada sebuah praktek klinik:
Perawat Senior: "Dek, itu tolong obat sama resepnya diambil di apotek depan ya"
Mahasiswa: "Iya...(loyal)"
Baru sampai, belum juga duduk
Perawat senior: "Dek, Capek ngga?"
Mahasiswa: "Nggak..."
Perawat Senior: "Kalau gitu tolong ambilkan hasil rongen atas nama susi, james dll...."
Mahasiswa: "Iya...(masih harus loyal)"
Perawat Senior: "Oh iya... sekalian antarkan urine ini ke laboratorium ya..."
Dan seterusnya....
Dan Seterusnya....

Dari sekian perintah yang ada, mahasiswa keperawatan harus menturuti perintah senior agar tidak dilaporkan ke dosen, dan yang lebih parahnya jika terjadi kesalahan maka akan mencemarkan nama baik sekolah sendiri. Jadi, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah bersabar dan berharap tidak di beri senior yang rajin... eh salah... rajin suruh...
4. Ujian Tidak Cuma Sekali

Mungkin bukan cuma mahasiswa keperawatan, lebih umum lagi, mahasiswa kesehatan. Beberapa tahapan ini harus dilalui: UTS, UAS, ujian laboratorium, ujian praktek klinik, responsi, dan ditambah lagi setelah selesai harus ada ujian kompotensi untuk mendapatkan STR.

5. Lebih Disiplin

Dengan tuntutan tugas dan deadline waktu mahasiswa keperawatan terlatih disiplin, ditambah kuliah yang tidak menentu jamnya, mahasiswa keperawatan harus siaga kapanpun ada kuliah akan dimulai. belum lagi ditambah mahasiswa keperawatan harus patuh dengan ketentuan-ketentuan dari institusi. Seperti pakai seragam, name tag, sepatu yang sama satu angkatan, pokoknya semuanya harus disiplin, dan kedisiplinan inilah yang akan terbawa pada kehidupan sehari-hari.

No comments:

Post a Comment